Langsung ke konten utama

Tulisan Dalam Majalah Harmony of Heritage

Sampul Majalah Harmony of Heritage

Seorang sahabat mengajak saya bergabung dalam satu project pembuatan majalah. Katanya, majalah itu akan diikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh kementrian. Ia meminta saya untuk mendeskripsikan beberapa objek wisata yang hendak dimuat. Saya pun menerima tawaran itu sebagai tantangan.

Nah, berikut beberapa objek wisata dan kuliner yang diangkat dalam majalah tersebut.

Kampung Wisata Kerujuk

Salah satu destinasi wisata yang terus menggeliat di Lombok adalah kawasan wisata berbasis desa. Selain Sade yang telah lebih dulu terkenal sebagai desa adat di Lombok tengah, kini perlahan tapi pasti, desa wisata Kerujuk mulai mendapatkan tempat di hati wisatawan.

Desa wisata Kerujuk berada di Kecamatan Pamenang, Lombok Utara. Destinasi wisata yang satu ini menyajikan pemandangan khas pedesaan yang serba asri. Lokasinya persis di sekitar area persawahan, dikelilingi bukit-bukit hijau, serta sungai yang mengalir jernih di dalamnya.

Di tempat ini, setiap pengunjung juga bisa memancing bersama keluarga di kolam-kolam yang telah disediakan warga lokal, bersantai sambil menghirup udara segar dan menikmati kopi hitam khas Lombok dengan nuansa sawah yang alami, atau menikmati olahraga sepeda bersama komunitas pecinta sepeda gunung.

Tari Gandrung Lombok

Lombok yang begitu kental dengan adat dan istiadatnya, telah memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu kesenian yang sedemikian populer di tengah masyarakat Lombok iyalah tari Gandrung. Tari ini dilakukan secara berpasangan antara penari wanita dan pria.

Tari Gandrung Lombok ini tentu tidak sama dengan Tari Gandrung di tempat lain sebab di beberapa bagian, terdapat perbedaan yang menjadi ciri khasnya baik dari segi gerakan, kostum, maupun cara penyajian pertunjukannya.

Menurut literatur sejarah, tarian ini sudah ada sejak zaman ekspedisi kerajaan Majapahit ke wilayah Indonesia bagian timur. Konon, Tari Gandrung awalnya digunakan untuk menghibur para prajurit setelah pulang dari medan perang. Tradisi tersebut kemudian terus dilakukan hingga dikenal dengan nama Tari Gandrung atau dalam masyarakat Suku Sasak disebut Tari Jengger.

Ayam Rarang

Salah satu makanan olahan ayam yang tidak boleh dilewatkan oleh pecinta kuliner adalah Ayam Rarang. Rasanya yang khas membuat menu yang satu ini sangat diminati oleh wisatawan. Ayam Rarang biasa disajikan dengan nasi putih, sayur bening, dan mentimun sebagai penetralisir rasa pedas.

Ayam Rarang pertama kali dikenalkan oleh Inaq Delah yang berasal dari Desa Rarang, Lombok Timur. Resep itu kemudian diwariskan oleh beliau secara turun temurun. Perpaduan antara daging ayam kampung dan bumbu berbahan dasar cabe rawit yang telah dimasak atau digoreng terlebih dahulu, membuat kuliner ini hadir dengan citarasa nikmat yang tak terbantahkan.

Sepat Sumbawa

Bagi anda pecinta kuliner berbahan dasar ikan, sempatkanlah waktu untuk mencicipi makanan unik yang satu ini. Namanya Sepat, masakan khas asal daerah Sumbawa dengan citarasa nusantara. Sepat merupakan makanan berkuah yang didalamnya terdiri dari berbagai macam bahan seperti blimbing wuluh, terong, cabai rawit, bawang merah, daun aru, dan kemiri.

Sepat bisa dibuat dengan jenis ikan laut atau ikan air tawar. Makanan ini sangat pas disantap saat makan siang. Nasi putih pulen berpadu dengan gurihnya ikan bakar tentu memberi kenikmatan tersendiri serta menambah pasokan energi yang terkuras. Bahannya yang serba alami, menjadikan Sepat sebagai salah satu makanan sehat yang layak dinikmati. Sepat bisa ditemukan dengan mudah saat anda berkunjung ke Lombok.

Kota Tua Ampenan

Juni 2013 lalu, Kota Tua Ampenan resmi masuk dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Dahulu, kota yang didiami oleh beragam etnis ini pernah menjadi pusat kota di Lombok, terutama setelah dibangunnya pelabuhan Ampenan oleh Belanda tahun 1924. Hingga saat ini, Ampenan masih menyimpan banyak bangunan tua peninggalan masa lalu sehingga sangat layak dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata sejarah.

Sejenak memasuki dan menginjakkan kaki di kawasan Kota Tua Ampenan, serasa diajak kembali bernostalgia ke masa silam. Di sepanjang jalan, nampak berjejer gedung-gedung tua sebagai saksi sejarah dan eksistensi peradaban. Baru-baru ini, pemerintah juga telah menjadikan Kota Tua Ampenan sebagai sentra kegiatan Festival yang rencananya akan selalu digelar setiap tahun.

Ayam Taliwang

Siapa yang tidak kenal Ayam Taliwang? Popularitasnya yang sedemikian tinggi membuat kuliner yang satu ini semakin mudah ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Meski demikian, tak ada yang bisa menandingi nikmatnya mencicipi kuliner ini di kampung halamannya.

Ayam Taliwang dikenal memiliki citarasa tinggi nan menggoyang lidah. Biasanya, kuliner ini disajikan dengan plecing kangkung dan terong. Kenyalnya daging ayam dipadu sensasi pedas yang khas membuat perut tak pernah kenyang.

Kuliner Ayam Taliwang ini awalnya dipopulerkan oleh warga Karang Taliwang di Cakranegara, Mataram. Mereka membuat sesuatu yang kemudian menjadi ciri khas, lalu tersebar ke mana-mana. Kuliner ini menjadi jembatan bagi masyarakat lokal untuk menyapa banyak orang di berbagai tempat. Di Lombok, Ayam Taliwang sangat mudah ditemukan sebab banyak warung yang menjadikan makanan yang satu ini sebagai menu andalan.

Palopo KSB

Jika Anda penikmat makanan bubur, jangan pernah lewatkan kesempatan untuk mencoba bubur palopo, penganan khas masyarakat Taliwang, Sumbawa Barat. Dalam bahasa asli Sumbawa, bubur palopo berarti bubur kerbau. Dinamakan demikian karena bubur ini terbuat dari susu segar kerbau.

Bubur palopo dibuat berdasarkan resep yang didapat secara turun-temurun. Dengan proses sederhana, susu segar yang baru diperah dari kerbau dicampur dengan gula merah dan air rebusan terong kuning. Setelah dibiarkan mengental, adonan dimasukkan ke dalam mangkok untuk dikukus setengah jam lamanya. Setelah itu didinginkan dan siap disantap. Bagi masyarakat Sumbawa Barat, bubur palopo ini dipercaya bisa memulihkan stamina setelah seharian berpuasa, sekaligus meningkatkan vitalitas.

Bebalung

Meski sering dianggap serupa dengan makanan gulai atau soto daging, bebalung jelas memiliki citarasa yang berbeda. Kuliner yang satu ini dibuat dari tulang iga sapi atau kerbau yang dicampur dengan racikan bumbu cabe rawit, bawang putih, bawang merah, lengkuas, dan kunyit ditambah jahe agar rasa pedas cabenya memiliki ciri khas tersendiri.

Selain itu, juga ditambahkan sedikit garam dan asam agar masakan lebih awet. Racikan bumbu semacam ini oleh masyaralat Sasak disebut sebagai ragi rajang.

Bebalung biasa disajikan dengan mangkok dan ditaburi bawang merah goreng berikut dengan nasi putih. Bagi penyuka pedas, bisa ditambahkan sambal. Bebalung semakin nikmat jika disantap bersamaan dengan Plencing. Itulah mengapa sering disebut dengan Bebalung Plencing. Sajian yang menarik ini membuat hasrat makan semakin memuncak.

Kopi Tepal

Trend minum kopi yang tengah mewabah di kota-kota besar di seluruh penjuru tanah air ternyata membawa dampak positif terhadap kehidupan petani-petani kopi nusantara.

Salah satunya bagi masyarakat Desa Tepal, Kabupaten Sumbawa. Alam telah menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Sebanyak 450 warga yang hidup di ketinggian 847 meter di atas permukaan laut di lereng Gunung Batu Lanteh tersebut sebagian besar menggantungkan hidup dari bertani kopi.

Di Tepal, hamparan luas kebun kopi terlihat sepandangan mata. Kopi robusta dan arabika tumbuh disana, bahkan kopi luwak yang menjadi legenda dunia itu juga tersedia. Tradisi masyarakat Tepal yang berakar pada harmoni hidup dengan alam pun masih terjaga hingga kini.

Bahkan dalam penyajian kopi, mereka memiliki cara tersendiri. Saat dimasak, biji kopi tidak dibiarkan bersinggungan langsung dengan wadah. Selain itu, masyarakat lokal biasanya mencampurkan kopi dengan bonggol jagung atau beras sangrai. Tujuannya untuk menambah rasa gurih maupun aroma pada kopi sekaligus mencegah penikmat kopi terkena penyakit maag.

***

Demikianlah beberapa deskripsi kuliner dan objek wisata yang saya tulis dalam majalah itu. Apapun hasilnya, berproses tentulah lebih penting daripada hasil itu sendiri.

Mataram 28 September 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k