Langsung ke konten utama

Tips Sederhana Mendapatkan Buku Gratis

Buku-buku kiriman Javanica

Beberapa sahabat kerap terheran-terheran melihat betapa seringnya saya mendapat kiriman buku dari luar daerah. Dipikirnya saya menginvestasikan banyak duit untuk semua buku-buku itu. Mereka pikir, saya punya banyak duit lalu dengan leluasa membeli banyak buku sesuai selera. Padahal tidak demikian. Jelas saya tidak punya uang sebanyak itu.

Saya memang senang membeli buku. Terutama buku-buku bergenre sejarah, sains, teknologi, sosial, dan sastra. Tetapi bukan berarti saya selalu bisa membeli banyak buku sesuka hati. Kepada sahabat itu, saya jelaskan bahwa lebih banyak buku yang bertengger di rak saya didapatkan secara gratis.

Lalu bagaimana caranya?

Pertama, kita bisa mengikuti event menulis yang menghadiahkan buku bagi pemenangnya. Biasanya, event-event seperti ini sering diadakan oleh sejumlah media penerbitan seperti Javanica, Diva Press dan lain-lain.

Kedua, ikutilah sejumlah blog betemakan buku. Selain sering menulis tentang riview buku dan selalu update dengan buku-buku baru, mereka juga kerap mengadakan giveaway berhadiah buku secara cuma-cuma. Pada kesempatan itu, kita bisa mengikutinya hanya dengan cara berkomentar sesuai instruksi yang ada.

Ketiga, rajinlah membaca, membuat resensi, serta ikut meng-endorse buku di media sosial. Untuk yang ketiga ini, lakukanlah secara sukarela terlebih dahulu. Yah, hitung-hitung ikut menginspirasi orang lain agar lebih banyak mengonsumsi buku ketimbang bermain gadged.

Beberapa cara itulah yang kerap saya lakukan demi menuntaskan rasa haus dalam diri akan bacaan. Dengan alasan itu pula saya terbiasa menulis resensi buku di blog pribadi. Mungkin bagi sebagian orang, cara seperti ini tidaklah berlaku. Tapi untuk ukuran mahasiswa, beberapa tips di atas bisa menjadi opsi untuk menghemat belanja bulanan.

Baru-baru ini, saya juga menerima kiriman buku dari Javanica berjudul Wuni Legenda Tanah Jawa, Patah Hati Terindah, dan Seribu Tahun Mencintaimu. Buku-buku itu adalah hadiah dari lomba menulis dongeng nusantara yang mereka adakan beberapa waktu lalu.

Entah apapun topiknya, yang jelas tiap kali mendapat kiriman buku gratis, hati ini selalu semringah.

Mataram, 22 September 2017

Komentar

  1. nyari informasi lomba blog nya dari mana mas? hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di google banyak mba. Tinggal pilih sesuai selera.

      Hapus
  2. owh itu iya, boleh nih ditiru, mana tau bisa dapat buku gratis,

    ak pun sekarang lagi suka baca buku , hehe

    BalasHapus
  3. Saya juga senang membaca buku mas, tetapi masih banyak saat ini buku yang menumpuk di rumah dan antre untuk dibaca hahaha -_-

    Tips yang sangat bermanfaat dari mas Imron. Terima kasih atas sharing informasinya mas :D

    BalasHapus
  4. klo aku jarang dapet buku gratis
    tapis ering dapet buku murah obralan
    tapi pengen juga dapet gratisan, hehe

    BalasHapus
  5. Bisa ditiru nih tipsnya.. Selama ini belum pernah dapet..he
    Kalau dapet diskon murah pernah.. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k