Langsung ke konten utama

Seharian Mengamati TGB di Lombok Elephant Park

TGB foto bareng simpanse di Lombok Elephant Park

Meskipun bukan simpatisan Muhammad Zainul Majdi, saya selalu saja menyukai pertemuan dengan beliau. Di taman wisata satwa Lombok Elephant Park kemarin, saya bersua Gubernur muda itu bersama keluarganya. Ditemani sang istri dan anak, ia datang melepaskan penat di akhir pekan.

*** 

Lelaki itu hendak berlibur di sela-sela kesibukannya sebagai pejabat publik. Ditemani keluarga dan beberapa staf pribadi, ia tetap tampil sederhana layaknya wisatawan. Beberapa saat setelah tiba di lokasi, ia segera mengajak istri dan anaknya berkeliling untuk melihat koleksi satwa di Lombok Elephant Park.

Lelaki itu adalah Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa TGB. Ia adalah Gubernur dua periode Nusa Tenggara Barat. TGB adalah sosok pemimpin cerdas, sekaligus guru bagi banyak orang. Ia merupakan seorang tuan guru muda yang setiap ceramahanya selalu dinantikan.

Di Lombok Elephant Park, ia mengisi waktu senggang bersama keluarga. Tempat itu membuatnya tertarik sebab memuat satu konten wisata yang berbeda dari biasanya. Tempat itu merupakan satu kawasan konservasi bertajuk kebun binatang dengan beragam koleksi satwa seperti gajah, beruang madu, kudanil, buaya, simpanse, iguana, bekantan, dan lain-lain.

TGB dan anaknya saat menaiki gajah

TGB bersama istri dan anak

TGB bersama keluarga

TGB antusias mengunjungi satwa satu persatu. Dalam banyak kesempatan, ia menyempatkan diri untuk sekedar mengabadikan moment dalam bidikan kamera. Ia sangat senang sebab tempat itu membuat setiap pengunjung bisa leluasa berinteraksi dengan berbagai satwa yang didatangkan dari banyak daerah di nusantara.

“Ini destinasi wisata yang bagus karena sesuai dengan konsep pengembangan pariwisata yang bisa menjaga kualitas lingkungan. Tidak cukup hanya dengan buku teori, tapi di sini bisa melihat langsung dan berinteraksi. Bisa melihat dan menyentuh itu bagian dari membangun pemahaman dan kecintaan kepada alam.” Katanya.

Bersetuju dengan TGB. Selain menjadi ruang rekreasi, kebun binatang pertama di Lombok ini juga bisa dijadikan sarana edukasi bagi generasi muda. Tempat ini serupa laboratorium satwa yang memungkinkan setiap pengunjung untuk mengamati, mengenali, serta belajar mencintai alam. Pihak pengelola hanya perlu mempermudah akses agar tempat seperti ini selalu ramai dikunjungi terutama oleh para pelajar.

Selain TGB, dalam kunjungan kemirin turut hadir pula Najmul Akhyar, Bupati Lombok Utara. Pada kesempatan yang sama, saya juga sempat berbincang ringan dengan beliau terkait pariwisata. Ia mengungkap bahwa pemerintah daerah sangat konsisten dalam mengembangkan sektor pariwisata. Yang terpenting adalah pelaku wisata juga harus komitmen dalam memberdayakan masyarakat lokal.

Sejalan dengan itu, Ketut Suadika selaku owner Lombok Elephant Park juga menyambut baik hajat pemerintah. Ia menuturkan, sejauh ini pihaknya tengah gencar melakukan promosi agar keberadaan tempat itu semakin cepat menjangkau telinga wisatawan.

Bupati Lombok Utara memegangi ular bersama istri

Foto bersama owner Lombok Elephant Park

Foto bersama TGB dan Bupati 

Saya mengamini apa yang dilakukan Ketut Suadika. Sepekan silam, saya juga datang ke tempat itu sebagai blogger yang meliput kerjasama antara Lombok Elephant Park dengan Blue Bird Taksi Group. Melalui kerjasama itu, para wisatawan yang hendak mengunjungi kawasan wisata satwa Lombok Elephat Park bisa mendapatkan diskon dan kemudahan.

Setiap pengunjung bisa menggunakan jasa transportasi Blue Bird Taksi dengan cara memesannya melalui aplikasi resmi di Play Store, lalu menunjukkan history trip pada menejemen Lombok Elephant Park. Dengan cara itu, mereka akan mendapat potongan harga tiket masuk ke area wisata sebesar 15 persen.

*** 

Sharian menyaksikan kesenangan keluarga TGB di tempat ini, sempat membuat saya iri. Kelak, saya juga ingin mengajak keluarga demi menikmati sensasi menaiki gajah, foto bersama kudanil, memberi makan burung nuri, serta bermain bersama Valent, salah satu simpanse lucu di Lombok Elephant Park.

Ah, semoga!

Mataram, 25 September 2017

Komentar

  1. Gubernur dan bupati, penampilannya sederhana sekali. Aku juga iri. Kapan saya bisa menjadi pejabat publik. Koleksi binatang elephant parknya masih sedikit ya ?

    BalasHapus
  2. waaah tempat wisatanya ada diskonan nih x-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k