Langsung ke konten utama

Blue Bird Taksi Lombok, Sasaku, dan Bagaimana Cara Memanjakan Konsumen


Kerjasama Blue Bird Taksi Dengan Sasaku

Sebuah pengalaman berharga bisa menjadi bagian dari proses kerjasama Blue Bird Taksi Lombok dengan Sasaku, outlet oleh-oleh generasi baru yang mulai beroperasi dalam beberapa tahun terakhir.

Sasaku adalah toko oleh-oleh khas Lombok. Mereka menjual beraneka ragam barang dan sovenir seperti kain pantai, batik, tas, dompet etnik, kerajinan tangan, ukiran, cukli, topeng, sandal berlukis, makanan ringan dan lain-lain yang semuanya berlabel buatan Lombok.

Bukan sekali saya menghadiri kegiatan yang diinisiasi oleh Blue Bird Taksi. Beberapa waktu lalu, saya juga ikut serta dalam acara launching aplikasi mereka di salah satu hotel di Mataram. Kini, perusahaan transportasi itu tengah berusaha menggaet beberapa unit usaha lain demi memenuhi kebutuhan konsumen dan selera pasar.

Sebagai perusahaan yang telah berdiri semenjak 1972, mereka tentu sangat memahami persaingan usaha. Dengan menyeruaknya berbagai transportasi online di Lombok, Blue Bird Taksi dituntut untuk lebih kreatif agar tetap bertahan. Mereka harus bergerak cepat, melakukan berbagai inovasi, lalu bersiap menyambut iklim persaingan baru yang lebih kompetitif.

***

Bapak itu mulai mengambil alih pembicaraan. Dengan nada optimis, ia kemudian memaparkan capaian satu perusahaan transportasi di Lombok. “Driver kami bisa mengangkut penumpang rata-rata sebanyak 15 orang dalam sehari. Jumlah itu bisa dikalikan dengan 300 unit taksi yang beroperasi. Nah maka dari itu, semoga kerjasama ini bisa mendatangkan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para konsumen.” Demikian katanya.

Beliau adalah Amir Muslimin, pimpinan Blue Bird Taksi Lombok. Ia mengundang para pegiat media dan blogger demi mendokumentasikan proses kerjasama mereka dengan Sasaku untuk disebarluaskan. Ia berharap agar informasi kerjasama itu segera menjadi viral, lalu mengundang banyak konsumen.

Blue Bird Taksi Lombok

Selain Sasaku, sebelumnya, Blue Bird Taksi juga menjalin kerjasama dengan beberapa unit usaha lain yang berlokasi di Epicentrum Mall Mataram seperti Burgeng King, My Kopi-O, Omah Cobek Resto dan lain-lain. Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan menyediakan diskon bagi setiap pelanggan yang menggunakan jasa transportasi Blue Bird Taksi dengan cara memesannya melalui aplikasi yang telah tersedia di Play Store.

Begitu pula dengan para wisatawan atau siapapun yang hendak membeli oleh-oleh khas Lombok di Sasaku. Mereka juga bisa mendapatkan diskon sebesar 10 persen dengan cara yang sama. Mereka bisa menggunakan jasa transportasi Blue Bird Taksi lalu menunjukkan history trip pada manajemen Sasaku dan segera menikmati kemudahan dalam berbelanja.

Menandatangani Nota Kesepahaman

Saya menyukai pola kerjasama yang digagas oleh Blue Bird Taksi. Mereka hendak berafiliasi dengan sistem pemasaran modern dimana pelayanan, kenyamanan, serta kreativitas merebut hati konsumen adalah jalan utama yang harus dilalui agar tidak tergerus. Mereka juga mengedepankan komitmen dalam membangun pola kemitraan yang saling menguatkan.

Sebagai bukti, Blue Bird Taksi selalu membagikan brosur dan melakukan promosi kepada setiap penumpang atas nama mitra mereka. Untuk Sasaku sendiri, mereka bahkan mengklaim telah jauh-jauh hari melakukan promosi sebelum penandatanganan kontrak kerjasama dilakukan.

Di setiap kesempatan, saya selalu antusias saat diminta berpartisipasi dalam kegiatan Blue Bird. Saya belajar banyak hal. Di antaranya, konsumen hari ini adalah tipe konsumen yang selalu mencari informasi tetang satu produk sebelum membelinya. Mereka lebih mudah percaya pada saran dan rekomendasi dari orang lain, ketimbang bahasa para pengiklan.

Amir Muslimin, Pimpinan Blue Bird Taksi Lombok

Konsumen hari ini akan mencari informasi melalui berbagai media, sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Makanya, setiap perusahaan akan berusaha membuat semua konsumennya merasa nyaman, senang, serta puas dengan pelayanan, sebab suatu waktu konsumen itu bisa menjadi pemasar yang baik bagi produk mereka. Ketika sang konsumen tak puas, maka mereka bisa saja menyebarkan ketidakpuasan itu di ranah maya.

Saya teringat buku Wow Selling, karangan Hermawan Kertajaya yang mengungkap rahasia dibalik ilmu marketing. Saya membaca resensinya di blog sahabat beberapa waktu lalu. Di dalamnya terdapat cerita tentang Joe Girard, seles mobil paling tangguh di Amerika Serikat. Bayangkan saja, lelaki itu bisa menjual hingga 180 mobil dalam sebulan.

Saat ditanya rahasianya, Girard hanya menjawab bahwa dirinya selalu berusaha mengenali siapapun konsmennya, menghapal nama mereka, lalu secara rutin merawat pertemanan. Dengan cara itu, hingga saat ini belum ada satupun yang dapat melampaui pencapaiannya sebagai seles.

Yang saya rasakan, prinsip-prinsip seperti inilah yang tengah dikembangkan oleh Blue Bird Taksi. Mereka hendak menyapa konsumen dengan cara berbeda. Di luar soal itu, boleh jadi mereka tengah mengikuti apa yang dirumuskan dalam Wow Selling yakni:

Satukan kata dengan perbuatan
Tambahkan kejutan bagi pelanggan
Ajari pelanggan untuk tumbuh
Rawat pertemanan

Setelah Burger King, Omah Cobek Resto, My Kopi-O, Timezone, Qua-li, Rumah Makan Ikan Goreng Cianjur, Excelso, dan Sasaku, lalu pihak mana lagi yang akan menjalin kerjasama dengan Blue Bird Taksi Lombok?

Bersambung...


Mataram, 15 September 2017

Komentar

  1. Wahh makin keren aja nih Bluebird.

    BalasHapus
  2. sekarang harus2 pinter2 kerjasama antar bisnis ya
    biar makin bisa bersaing

    BalasHapus
  3. mantepsurantep nih admin blog bisa diajakin louncing berbagai kegiatan blue berd taxi, pasti bayarannya tinggi nih

    BalasHapus
  4. Memang luar biasa abang ini.. juarakk

    BalasHapus
  5. Merawat pertemanan ini yang kadang dilupakan oleh penjual. Maunya laku dan laku, tapi tidak punya rasa empati dan perduli, perhatian pada pelanggannya. Perusahaan taksi, yang tetap eksis di jaman yang semakin banyak persaingan.

    BalasHapus
  6. Salut deh sama Blue Bird Taksi Lombok. Semoga semakin sukses :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k