Langsung ke konten utama

Ramadhan Food Distribution Bersama Islamic Relief Lombok


Banner Kegiatan

Lebih dari sepekan saya menjadi relawan di salah satu lembaga islam internasional, Islamic Relief. Bersama relawan lain, saya tergabung dalam satu project sosial yang dimotori oleh lembaga ini. Islamic Relief hendak menyalurkan bantuan gratis saat ramadhan. Mereka lalu mengundang relawan untuk bekerjasama. Mereka meminta kami untuk melakukan survey dan pendataan kepada para calon penerima bantuan. Tujuannya, mereka tak ingin jika bantuan yang akan didistribusikan tidak tepat sasaran.

Bukan sekali ini saya menjadi relawan. Beberapa waktu lalu, saya juga terlibat dalam satu gerakan sadar lingkungan bersih. Saya berbaur dengan banyak sahabat dari berbagai komunitas di Lombok. Ada yang fokus pada kajian lingkungan, pendidikan, isu-isu sosial, hingga literasi. Bahkan dalam waktu dekat, seorang teman yang juga pegiat literasi di Mataram, mengajak saya bergabung dalam satu aksi sosial bertajuk literasi. Rencananya, aksi itu akan dilaksanakan dalam beberapa bulan kedepan.

Bagi saya, menjadi seorang relawan sungguh mengasikkan. Selain menambah khazanah ilmu dan pengalaman, kita juga leluasa bertautan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Yang membuat saya terkesan adalah, para relawan ini justru memiliki kapasitas intelektual yang tak bisa diragukan. Buktinya, mereka kerap ikut serta di berbagai kegiatan yang digelar di luar negeri.

Melihat itu, saya terkenang kata seorang gubernur terpilih Jakarta, Anies Baswedan, bahwa “ Relawan tidak dibayar bukan karena tak bernilai, tapi karena tak ternilai.

***

Islamic Relief sendiri merupakan lembaga kemanusiaan yang didirikan di Inggris pada 1984. Organisasi ini telah diakui oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, UNECOSOC, sejak tahun 1993 lalu. Sejak pendiriannya, Islamic Relief telah berkiprah di banyak negara. Mereka juga memiliki kantor permanen dan kantor perwakilan di negara-negara tersebut termasuk di Indonesia.

Berbagai kegiatan berbentuk bantuan bencana, bantuan medis, bantuan pembangunan rumah masyarakat miskin, pemberdayaan komunitas dan lain-lain memang kerap dilakukan. Demikian pula di Lombok tahun ini. Mereka menyediakan bantuan gratis berupa sembako bagi masyarakat kurang mampu.

Baru kali ini saya mengenal Islamic Relief. Seorang teman yang sedang menempuh pendidikan di Jerman memberitahu saya. Ia bercerita banyak hal tentang lembaga ini. Kepada saya dia berbicara, “ Tidak mudah menjadi relawan di Islamic Relief. Dengar-dengar di Inggris, mereka yang menjadi relawan diseleksi dulu. Kamu beruntung! “ Ungkapnya. Dalam hati saya membatin, “ Ah, teman saya yang satu ini pandai berkelakar.

Sejumlah Bantuan Akan Didistribusikan

Penyerahan Bantuan Secara Simbolis

Bantuan Berupa Sembako

Sebagai relawan, kami telah melakukan verifikasi data dari minggu lalu. Kami melakukan pemetaan, mendatangi rumah-rumah warga, dan memilah siapa saja yang layak menerima bantuan. Targetnya adalah para lansia, yatim piatu, dan para kaum dhuafa di Mataram. Meski tak banyak, kami tetap tidak ingin jika bantuan ini tak tepat sasaran. Begitu harapan Islamic Relief.

Saya menilai, organisasi yang satu ini sungguh profesional. Cara kerjanya pun sangat terstruktur dan rapi. Mereka tak mau neko-neko dalam pekerjaan. Mungkin inilah yang mejadikan Islamic Relief bertahan hingga sekarang. Mengingat pusat lembaga ini di Inggris sana, saya menduga kuat, setiap mereka yang bekerja didalamnya mengadopsi sistem kerja di luar negeri. Sehingga, segala sesuatu yang berbau kedisiplinan sangatlah diperhatikan.

Pagi itu, di balai pertemuan yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari kantor Islamic Relief di Mataram, saya menyaksikan begitu banyak orang berdatangan. Ada lelaki muda yang mewakili ibunya, ada pula nenek tua yang punggungnya sudah membungkuk. Tujuan mereka satu yakni menukarkan kupon yang telah diberikan, dengan paket bantuan yang sudah disediakan.

Begitu pula para relawan. Mereka telah siap dengan tugas masing-masing. Ada yang bertugas meminta tanda tangan penerima, ada yang memanggilnya menggunakan pengeras suara. Ada yang menginput data, ada pula yang membagikan bingkisan. Singkatnya, mereka bekerja secara masif agar tugas rumah segera terselesaikan.

Sesaat, saya tertegun menyaksikan para relawan ini bekerja. Alih-alih terkesan malas, mereka justru semakin antusias dan bersemangat. Padahal, membagikan sumbangan sebanyak 800 paket saat berpuasa tidaklah mudah. Mereka serupa robot pekerja yang didesain untuk membantu aktivitas manusia. Tak ada lelah diwajah mereka. Yang saya lihat hanyalah sepotong senyum yang dilontarkan kepada para penerima bantuan.

Calon Penerima Bantuan

Para Relawan

Yang lebih menyenangkan lagi adalah menyaksikan selapis kebahagiaan diwajah penerima bantuan ini. Bagi sebagian orang, bantuan berupa beras dan bahan makanan mungkin tak seberapa, tetapi bagi mereka yang harus bersusah payah bekerja demi sepiring nasi, bantuan dari Islamic Relief mungkin serupa ketiban durian runtuh.

Dibalik binar-binar kebahagiaan itu, mereka mungkin hendak mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terkira, sebab Islamic Relief telah hadir dalam sesuap santapan sahur mereka saat ramadhan. Dibalik senyuman itu, mungkin mereka hendak mengatakan “ Terimakasih Islamic Relief, bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami.

Itulah satu kepingan berharga menjadi seorang relawan. Melalui banyak aktivitas, kita diajarkan untuk bekerja demi mengasah kepekaan. Kita diajarkan menjadi pepohonan lebat bagi banyak orang. Melalui serangkaian kegiatan, kita diajarkan untuk terjun ke masyarakat lalu bersentuhan lansung dengan mereka.

Seorang pemikir besar islam mengatakan bahwa “ Ilmu itu bukanlah apa yang dihafal, tetapi apa yang dimanfaatkan.” Boleh jadi, hiruk pikuk dunia kerelawanan menunjukkan betapa menjadikan ilmu sebagai rahmat bagi sekitar jauh lebih penting dari segalanya. Entahlah!

Mataram, 06 Juni 2017

Komentar

  1. nah nih tuh....mendingan jadi relawan kebeginian, dari pada ikutan lomba dan kontes blog bleketet mah ya mang....pahalanya jelas, lagian okeh pisan tuh blogger jadi relawan, artikelnya jadi makjleb deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih langsung terjun ke Masyarakat dan langsung terasa manfaatnya. Semangat terus, semoga diberi kekuatan yang lebih lagi.

      Hapus
  2. liat gih di G+ sayah...ada artikel ini kan, dihalamannyah?....viralkan deh...hihiii

    BalasHapus
  3. oot: jadi, gara-gara main ke blog kamu ini nih aku jadi pingin ngubah blog aku. hahahaha... aku suka aja dengan tampilan blog kamu yang bersih dan hurufnya enak dibaca.. jadi serasa baca media online. Itu tuh awalnya aku makanya ngubah blog. Tapi dah dibenerin sedikit sedikit sih sekarang. Cuma belum tahu cara ngecilin ukuran foto yang terpampang aja. Itu bawaannnya theme dari blogspot sih emang tapi aku pingin agak kecil aja. nggak pede kegedean gitu. dan aku suka dengan linkwhithin blog kamu yang ukuran kotaknya gede-gede. ajarin dong caranya gimana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya di pengaturan css mba Ade. Tombol dan font bisa di ganti sesuai selera dengan mengutak atik css

      Hapus
  4. Keren mas kegiatannya, semoga menambah ladang pahala dibulan Ramadhan ya. Aamiin.

    BalasHapus
  5. Islamic Relief ,lembaga kemanusiaan yang didirikan di Inggris pada 1984. Ah jadi malu, kemana itu orang kaya Indonesia ?
    Konon katanya negeri kafir, eh justru lebih peduli. Aku malu belum bisa berbuat apa apa.
    Saran nih untuk templatenya, menu menutupi halaman jika discrol.

    BalasHapus
  6. mulia sekali ya para relawan. selalu merasa salut!

    semoga lombanya menang yaa :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil

Angling Dharma dan Imajinasi Masa Kecil Di antara sekian banyak serial kolosal tanah air, favorit saya tetaplah Angling Dharma. Semasa masih SD dan SMP, saya tak pernah alpa menonton film ini. Saya sampi hapal nama-nama tokoh juga ajian pamungkasnya.  Semalam, saya menghabiskan waktu berjam jam untuk menyaksikan serial Angling Dharma di Youtube. Saya menonton ulang episode demi episode. Beberapa yang saya sukai adalah mulai dari Wasiat Naga Bergola hingga pertempuran melawan Sengkang Baplang.  Entah kenapa, meskipun sudah menonton berkali-kali, saya tak pernah bosan. Serial Angling Dharma punya cita rasa tersendiri bagi saya. Serial ini selalu mampu membangkitkan ingatan di masa kecil. Dulu, saya selalu menyembunyikan remot tv saat menyaksikan serial ini.  Salah satu adegan favorit saya adalah saat Angling Dharma beradu kesaktian dengan banyak pendekar yang memperebutkan Suliwa. Hanya dengan aji Dasendria yang mampu menirukan jurus lawan, ia membuat para musuhnya tak berkutik. Angling

Kesadaran Memiliki Anak

Gambar: google Lagi ramai soal " childfree " atau sebuah kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Biasanya, penganut childfree ini beranggapan bahwa memiliki anak itu adalah sumber kerumitan. Benarkah?  Saya belum bisa menyimpulkan sebab sampai tulisan ini di buat, saya sendiri belum memiliki anak. Tapi, menarik untuk membahas tema ini. Saya senang dengan kampanye soal ribetnya memiliki anak, sekali lagi saya ulangi, jika kampanye itu bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa tidak gampang memiliki, mengurusi, mendidik, dan membesarkan anak.  Maksudnya, jika kita ingin memiliki anak, sadari dulu konsekuensi bahwa memiliki anak itu tidak gampang. Para orang tua minimal dituntut untuk membesarkan anak ini secara layak. Tak perlu jauh-jauh, tengok saja di sekitar kita, tak jarang orang tua mengeksploitasi anak untuk kepentingan yang tidak wajar.  Contoh kasus: saya sering melihat ibu-ibu mengemis di lampu merah sambil menggendong anak. Di kota-k

Rahasia Sukses Timnas Maroko di Piala Dunia Qatar 2022

Timnas Maroko "Itulah bola, selalu ditentukan oleh nasib, sebagaimana Argentina vs Arab Saudi kemarin. Demikian pula yang terjadi pada Maroko malam tadi".  Kalimat di atas adalah contoh kalimat malas mikir. Tak mau menganalisa sesuatu secara objektif dan mendalam. Akhirnya tidak menemukan pembelajaran dan solusi apapun atas satu peristiwa.  Jangan mau jadi orang seperti itu. Berfikirlah secara rasional. Gunakanlah semua instrumen untuk menganalisa satu perkara. Perihal Maroko menang semalam itu bukan soal sepakbola itu ditentukan nasib, tapi soal kualitas pemain, strategi, mental tim, dan kerja keras.  Salah satu faktor kekalahan Argentina melawan Arab Saudi pada fase grup adalah efektivitas jebakan offside yang diterapkan Arab Saudi. Hal itu juga diiringi dengan efektivitas pemain Arab Saudi dalam mengkonversikan peluang menjadi gol.   Portugal menang 6-1 lawan Swiss bukan ujuk2 soal nasib baik, tetapi karena kolektifitas tim dan faktor yang disebutkan di atas tadi. Pelatih